“Sebuah Cerpen”
Oleh : Muhammad Irfhan
“Tugas kalian minggu ini adalah menulis cerpen,tulislah cerpen dengan
hasil karyamu sendiri jangan meniru karya orang lain” jelas Ibu Uni
“Iya,bu”…..
Kring…kriing….kriing…….jam pelajaran bahasa Indonesia telah usai
Seperti biasanya setelah selesai satu mata pelajaran guru langsung
memberikan tugas kepada siswa,tak terkecuali Ibu Uni.Guru yang satu ini
tidak ada kompromi dengan siswa yang tidak mengumpulkan tugas akan
langsung mendapat oleh-oleh berhadiah alias cubitan mesra yang akan
membekas hingga beberapa hari.Itu juga yang aku sangat takutkan bagi
teman-temanku yang lain menulis cerpen adalah hal yang gampang terutama
temanku dirga dia adalah ahlinya dalam masalah sastra,Sementara aku
harus mengerahkan segala kemampuanku untuk menulis satu cerpen.Menulis
cerpen itu sangat menyenangkan kawan itu yang dikatakan oleh beberapa
teman sekelasku,tetapi ini adalah hal yang sangat menyedihkan
buatku,pikiranku kini dipenuhi dengan tanda tanya besar.Apa aku bisa
menyelesaikan satu cerpen dalam minggu ini.Rasanya aku tak
sanggup,seperti kata pepatah ala bisa karena biasa sementara aku
seumur-umur belum pernah menulis cerpen.Tanganku kini terkena keringat
dingin walaupun aku sedang belajar Matematika yang menjadi kesukaanku
dari SD,pikiranku kini melayang-layang diudara,aku kini terbang kesegala
penjuru dunia yang arahnya tidak menentu mengendarai sebuah kendaraan
raksasa yang bernama cerpen.
Setelah shalat dhuhur berjamaah dimasjid aku panjatkan doa kepada Allah
SAW,kata ustad Allah itu maha pengabul segala do’a hambanya ,ya allah
berikan kasih sayangmu kepada kedua orangtuaku sebagaimana dia
mengasihiku sewaktu aku kecil dulu,ya allah berikanlah cahaya ilmumu
didalam dada ini agar aku dapat menyerap ilmu dari guru-guruku setelah
mengaminkan akupun kembali kedalam kelas.Sampai dirumah pun akupun
selalu terbayang-bayang dengan tugas dari ibu Uni.Aku sangat cemas
dengan pelajaran yang satu ini,aku sadar bahwa dari SD nilai Bahasa
Indonesiaku selalu pas-pasan,tetapi kalau masalah perhitungan aku
bisa,aku paling benci yang namanya mengarang karena aku sangat suka yang
namanya realita.Tanpa pikir panjang akupun pergi kewarung sebelah
untuk membeli teh gelas untuk menyirami tenggorokan ini yang dari tadi
sudah kerontang.Dan tidak disangka-sangka disana ada Dewi tetanggaku
umurnya mungkin sebelas duabelas dengan aku yang seksinya minta
ampun,dia kini hanya memakai tentop yang memperlihatkan belahan dadanya
yang abohai….,sementara celananya semakin hari semakin naik saja
“Bu,beli teh gelas dengan indomie,berapa harganya indomie yang seribu
rupiah” tanyaku kepada ibu narti sambil pandanganku yang tidak bisa
lepas dari pantat Dewi.Ibu Narti heran kalau harganya indomie yang
seribu rupiah yah seribu rupiah.akupun tersipu malu padahal tadinya mau
bilang indomie sedaap,ini semua gara-gara Dewi untungnya dia sudah
pulang mau dikemanain mukaku kalau dia ada disini.
Sampai matahari kembali keperaduannya aku tidak menemukan inspirasi
untuk menulis cerpen yang diminta ibu uni.Apa aku tulis saja
pengalamanku yang tadi siang saja,tapi nanti saya diketawai sama satu
kelas.sampai malamnya aku tidak bisa tidur memikirkan satu cerpen yang
menjadi beban beratku selama seminggu ini.
Sudah beberapa hari berlalu,satu goresan pun tidak bisa aku ciptakan
diatas kertas sementara aku sudah mencari-cari bahan di perpustakaan
sekolah,yang ada hanya aku keenakan membaca cerpen orang lain kalau
tidak salah ingat cerpen yang saya baca tadi adalah ciptaan Putu
Wijaya.”Kapan cerpen yang aku buat sendiri dapat dibaca dan dinikmati
oleh khalayak seperti cerpen mas Putu”gumamku dalam hati.teringat dengan
kata Ibu Uni kalau menulis cerpen itu usahakan untuk selalu memberikan
kejutan kepada pembaca seperti cerpen Putu Wijaya yang berjudul ROH yang
ternyata ROH ini adalah nama seorang pembantu.itupun menjadi inspirasi
pertamaku,tapi yang menjadi masalahku saat ini adalah aku tidak tau
mulai darimana,apakah langsung ke konflik atau banyak embel-embel
dulu.kini penyakit putus asa kini telah menyerang tubuh ini.sudah berapa
kertas aku buang ketempat sampah.Makan pun kini tidak kupedulikan
sementara pesan dari mamaku di kampung kalau aku harus perhatikan makan
dan istirahat,itu semua tidak ada lagi didalam otakku yang ada hanya ada
cerpen dan cerpen!!!....
Karena aku belum tidak terlalu ahli dalam menulis,akupun berniat
menanyakan hal ini kepada temanku Dirga yang ahli dalam menulis cerpen.
Dir,boleh minta tolong ngga ? sapaku kepada dirga yang kelihatannya
mengotak atik isi laptopnya
Kamu jangan ganggu aku dulu aku sedang sibuk nih !!!...nanti aku bantuin
kamu
Dengan wajah penasaran aku mencoba untuk melihat apa yang sedang
dikerjakan oleh dirga,tanpa banyak lagi bertanya perihal apa yang ia
kerjakan yang jelasnya dia sedang mengketik tidak jelas dengan apa yang
dia buat tapi aku sempat mengintip yang ada dilaptopnya kalau tidak
salah baca GENTAYANGAN, akupun berlalu meninggalkan dirga menuju ke
laboratorium computer yang ada diatas bukit cendana.Kelihatannya dirga
lagi tidak mau diganggu,sahabatku yang satu itu memang orangnya pendiam
dan tidak mau diganggu kalau sedang sibuk,atau mungkin pura-pura sibuk
supaya tidak diganggu akupun mulai berpikir yang tidak-tidak tentang
dirga,perihal dengan itu akupun sering juga minta tolong untuk diajari
membuat Karya Tulis yang katanya bukunya ada dirumahnya,aku coba untuk
meminjamnya,tapi yang dia katakan besok saya bawakan tapi sampai
sekarang,buku itu tidak sampai-sampai ditanganku.aku hanya coba berpikir
positif kalau dia sedang lupa membawanya maklumlah dia terlalu sibuk
karena dia juga seorang Ketua Organisasi, seperti kata orang bijak
berfikir Positif membawa dampak Positif begitupun sebaliknya berfikir
negative ya hasilnya juga negative.
Akupun mencoba untuk browsing ke dunia maya,mengetik kata kunci contoh
cerpen maka seluruh cerpen karya anak bangsa muncul,membaca karya Seno
Gumira Ajidarma “Sepotong Senja Untuk Pacarku” akupun terinspirasi untuk
membuat cerpen yang bertemakan cinta,aku akan membuat cerpen yang
terinspirasi dari kisah cintaku sendiri.yang menjadi masalah,tema
percintaan pastinya banyak temanku yang mengambilnya maklum temanku
banyak yang falling love jadi tidak seru,aku maunya sesuatu yang berbeda
dari temanku.aku kembali mencari-cari di internet contoh cerpen,sempat
aku berpikir untuk mencopy paste saja kan ibu uni pasti tidak tau,dengan
mengganti nama pengarangnya dengan nama aku kan selesai tidak perlu
strees lagi,malaikat yang ada didalam lubuk hatiku seakan-akan
mengatakan bahwa perbuatan plagiat akan membuatmu semakin malas,ibu uni
akan menghargai karya yang dibuat sendiri daripada harus mengakui karya
orang lain.aku menuruti kata hatiku walaupun hasilnya jelek tapi yang
penting usaha sendiri bukankah Allah SAW sudah menjajikan kalau kita
berusaha dan berdoa insyaallah kita akan dibukakan pintu rejeki dimuka
bumi ini baik dari tanah maupun dari langit.sangat susah untuk mencari
orang yang jujur di negeri ini kita sudah tidak bisa membedakan mana
yang orang baik dan orang jahat.
Akupun membulatkan niat untuk membuat cerpen buah tangan saya
sendiri,aku membuat perencanaan untuk menghasilkan karya yang akan saya
kenang seumur hidup cerpen pertamaku,pertama aku akan mendekati dirga
agar mau membantuku tapi kalau dirga tidak mau memberikan sedikit
ilmunya maka aku akan bertanya langsung ke ibu uni,selanjutnya saya akan
mencari buku diperpustakaan yang membahas cerpen dengan mengucapkan
bismillah dan dengan mantra ajaib man jadda wajadda .siapa yang
bersungguh-sungguh maka dia akan mendapatkan hasil yang saya kutip dari
novel Negeri 5 Menara karya ahmad djuadi yang menjadi motivasiku sebagai
perantau dari desaku tercinta sampai dikota seperti sekarang ini
Bu,apakah cerpen yang kami buat harus pengalaman yang realita? Tanyaku
kepada ibu uni dengan senyum khasnya ibu uni menjelaskan sampai
sedetailnya tentang cerpen dengan mengumpulkan data akupun memulai
menulis cerpen dari keterangan ibu uni bahwa paragraf pertamalah yang
akan memikat pembaca,jadi sebisa mungkin aku akan memperbaiki paragraf
pertama ini walaupun isinya tetap yang terpenting,dengan berbekalkan
pena dan buku aku mencoba menulis lembar demi lembar dan alhasil cerpen
pertamakupun selesai.senang rasanya sudah menyelesaikan satu masalah
dalam hidupku ini,dengan wajah yang senyam-senyum akupun dengan
bangganya memperlihatkan cerpenku kepada adikku yang tinggal satu
kos-kosan dengan saya,seandainya saja kedua orang tuaku ada pasti
merekalah yang pertama aku perlihatkan cerpen ini,tapi sudahlah adikku
mengatakan cerpen saya sudah bagus tapi masih banyak yang perlu saya
perbaiki,kata-katanya yang masih amburadul,banyaknya kalimat yang belum
efektif.
Tetapi ada satu masalah lagi,aku tidak tau harus memberikannya judul
apa yang bagus,aku tanya adikku dan dia juga tidak tau.kata ibu uni
judul harus bisa membuat pembaca jadi penasaran walaupun lagi-lagi
isilah yang terpenting.setelah menemukan judul yang tepat akupun kini
bisa tidur dengan nyenyak.
Pagi hari akupun sudah siap untuk kesekolah dengan mengucapkan
bissmillahirrahmanirrahim akupun berangkat dan jam pertama adalah bahasa
Indonesia
Anak-anak kalian ingat tugas kaliankan ! seru ibu uni
Banyak teman-temanku yang tidak menyelesaikan tugas,jadinya dia
mendapatkan ole-ole yaitu cubitan mesra dari ibu uni akupun dengan
gagahnya membawa cerpen aku yang sudah saya jilid
“Ini bu,tugas saya”
“Dikelas X.E sudah saya temukan cerpen yang sangat bagus,apakah disini
juga ada”
“Kalau boleh tau punya siapa,bu ? tanyaku penasaran
“Namanya Dirga Utama Mahardika judul cerpennya GENTAYANGAN”
“Akupun menggangguk,ohh… ternyata ini yang dibuat dirga sehingga dia
tidak mau diganggu”
Setelah beberapa kali membaca cerpen karya anak X.F Ibu uni mengumumkan
kalau cerpen sayalah yang paling bagus dan isinya sangat
memukau.Kupanjatkan syukur kepada sang pencipta dan aku sedikit tidak
percaya kalau cerpen yang aku beri judul “Sebuah Cerpen” itu disukai
oleh guru Bahasa Indonesiaku sebuah pengalaman yang tak ternilai
Setelah penaikan kelas aku memilih jurusan IPA dan berada di Kelas XI
IPA 4 dengan harapan aku tidak bertemu lagi dengan cerpen.guru bahasa
indonesiaku sekarang adalah ibu Sitti
“Selamat buat kalian yang masuk di jurusan IPA ini,dan akan berbeda
waktu kalian kelas X”jelas ibu sitti
“Alhamdulillah”
“Tapi,…”
“Tapi apa bu ?”
“Kalian tetap mempelajari Matematika,Pkn,Agama,dan tentunya bahasa
Indonesia. ini adalah pelajaran umum,dan sebagai pelajaran pertama dalam
minggu ini adalah membuat cerpen”
“Mati aku……”
Paselloreng,7 Juli 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar