Halaman

Jumat, 12 September 2014

Membuat Cerpen mudah

Cerpen ( Cerita Pendek ) adalah hal yang susah-susah gampang,susah buat yang belum terbiasa dan gampang yang memang sudah ahli.Pada postingan kali ini saya akan memperlihatkan contoh cerpen karya penulis sendiri.....judulnya adalah SEBUAH CERPEN aneh yach

 “Sebuah Cerpen” 
Oleh : Muhammad Irfhan 
“Tugas kalian minggu ini adalah menulis cerpen,tulislah cerpen dengan hasil karyamu sendiri jangan meniru karya orang lain” jelas Ibu Uni 
“Iya,bu”….. Kring…kriing….kriing…….jam pelajaran bahasa Indonesia telah usai Seperti biasanya setelah selesai satu mata pelajaran guru langsung memberikan tugas kepada siswa,tak terkecuali Ibu Uni.Guru yang satu ini tidak ada kompromi dengan siswa yang tidak mengumpulkan tugas akan langsung mendapat oleh-oleh berhadiah alias cubitan mesra yang akan membekas hingga beberapa hari.Itu juga yang aku sangat takutkan bagi teman-temanku yang lain menulis cerpen adalah hal yang gampang terutama temanku dirga dia adalah ahlinya dalam masalah sastra,Sementara aku harus mengerahkan segala kemampuanku untuk menulis satu cerpen.Menulis cerpen itu sangat menyenangkan kawan itu yang dikatakan oleh beberapa teman sekelasku,tetapi ini adalah hal yang sangat menyedihkan buatku,pikiranku kini dipenuhi dengan tanda tanya besar.Apa aku bisa menyelesaikan satu cerpen dalam minggu ini.Rasanya aku tak sanggup,seperti kata pepatah ala bisa karena biasa sementara aku seumur-umur belum pernah menulis cerpen.Tanganku kini terkena keringat dingin walaupun aku sedang belajar Matematika yang menjadi kesukaanku dari SD,pikiranku kini melayang-layang diudara,aku kini terbang kesegala penjuru dunia yang arahnya tidak menentu mengendarai sebuah kendaraan raksasa yang bernama cerpen. Setelah shalat dhuhur berjamaah dimasjid aku panjatkan doa kepada Allah SAW,kata ustad Allah itu maha pengabul segala do’a hambanya ,ya allah berikan kasih sayangmu kepada kedua orangtuaku sebagaimana dia mengasihiku sewaktu aku kecil dulu,ya allah berikanlah cahaya ilmumu didalam dada ini agar aku dapat menyerap ilmu dari guru-guruku setelah mengaminkan akupun kembali kedalam kelas.Sampai dirumah pun akupun selalu terbayang-bayang dengan tugas dari ibu Uni.Aku sangat cemas dengan pelajaran yang satu ini,aku sadar bahwa dari SD nilai Bahasa Indonesiaku selalu pas-pasan,tetapi kalau masalah perhitungan aku bisa,aku paling benci yang namanya mengarang karena aku sangat suka yang namanya realita.Tanpa pikir panjang akupun pergi kewarung sebelah untuk membeli teh gelas untuk menyirami tenggorokan ini yang dari tadi sudah kerontang.Dan tidak disangka-sangka disana ada Dewi tetanggaku umurnya mungkin sebelas duabelas dengan aku yang seksinya minta ampun,dia kini hanya memakai tentop yang memperlihatkan belahan dadanya yang abohai….,sementara celananya semakin hari semakin naik saja “Bu,beli teh gelas dengan indomie,berapa harganya indomie yang seribu rupiah” tanyaku kepada ibu narti sambil pandanganku yang tidak bisa lepas dari pantat Dewi.Ibu Narti heran kalau harganya indomie yang seribu rupiah yah seribu rupiah.akupun tersipu malu padahal tadinya mau bilang indomie sedaap,ini semua gara-gara Dewi untungnya dia sudah pulang mau dikemanain mukaku kalau dia ada disini. Sampai matahari kembali keperaduannya aku tidak menemukan inspirasi untuk menulis cerpen yang diminta ibu uni.Apa aku tulis saja pengalamanku yang tadi siang saja,tapi nanti saya diketawai sama satu kelas.sampai malamnya aku tidak bisa tidur memikirkan satu cerpen yang menjadi beban beratku selama seminggu ini.  Sudah beberapa hari berlalu,satu goresan pun tidak bisa aku ciptakan diatas kertas sementara aku sudah mencari-cari bahan di perpustakaan sekolah,yang ada hanya aku keenakan membaca cerpen orang lain kalau tidak salah ingat cerpen yang saya baca tadi adalah ciptaan Putu Wijaya.”Kapan cerpen yang aku buat sendiri dapat dibaca dan dinikmati oleh khalayak seperti cerpen mas Putu”gumamku dalam hati.teringat dengan kata Ibu Uni kalau menulis cerpen itu usahakan untuk selalu memberikan kejutan kepada pembaca seperti cerpen Putu Wijaya yang berjudul ROH yang ternyata ROH ini adalah nama seorang pembantu.itupun menjadi inspirasi pertamaku,tapi yang menjadi masalahku saat ini adalah aku tidak tau mulai darimana,apakah langsung ke konflik atau banyak embel-embel dulu.kini penyakit putus asa kini telah menyerang tubuh ini.sudah berapa kertas aku buang ketempat sampah.Makan pun kini tidak kupedulikan sementara pesan dari mamaku di kampung kalau aku harus perhatikan makan dan istirahat,itu semua tidak ada lagi didalam otakku yang ada hanya ada cerpen dan cerpen!!!.... Karena aku belum tidak terlalu ahli dalam menulis,akupun berniat menanyakan hal ini kepada temanku Dirga yang ahli dalam menulis cerpen. Dir,boleh minta tolong ngga ? sapaku kepada dirga yang kelihatannya mengotak atik isi laptopnya Kamu jangan ganggu aku dulu aku sedang sibuk nih !!!...nanti aku bantuin kamu Dengan wajah penasaran aku mencoba untuk melihat apa yang sedang dikerjakan oleh dirga,tanpa banyak lagi bertanya perihal apa yang ia kerjakan yang jelasnya dia sedang mengketik tidak jelas dengan apa yang dia buat tapi aku sempat mengintip yang ada dilaptopnya kalau tidak salah baca GENTAYANGAN, akupun berlalu meninggalkan dirga menuju ke laboratorium computer yang ada diatas bukit cendana.Kelihatannya dirga lagi tidak mau diganggu,sahabatku yang satu itu memang orangnya pendiam dan tidak mau diganggu kalau sedang sibuk,atau mungkin pura-pura sibuk supaya tidak diganggu akupun mulai berpikir yang tidak-tidak tentang dirga,perihal dengan itu akupun sering juga minta tolong untuk diajari membuat Karya Tulis yang katanya bukunya ada dirumahnya,aku coba untuk meminjamnya,tapi yang dia katakan besok saya bawakan tapi sampai sekarang,buku itu tidak sampai-sampai ditanganku.aku hanya coba berpikir positif kalau dia sedang lupa membawanya maklumlah dia terlalu sibuk karena dia juga seorang Ketua Organisasi, seperti kata orang bijak berfikir Positif membawa dampak Positif begitupun sebaliknya berfikir negative ya hasilnya juga negative. Akupun mencoba untuk browsing ke dunia maya,mengetik kata kunci contoh cerpen maka seluruh cerpen karya anak bangsa muncul,membaca karya Seno Gumira Ajidarma “Sepotong Senja Untuk Pacarku” akupun terinspirasi untuk membuat cerpen yang bertemakan cinta,aku akan membuat cerpen yang terinspirasi dari kisah cintaku sendiri.yang menjadi masalah,tema percintaan pastinya banyak temanku yang mengambilnya maklum temanku banyak yang falling love jadi tidak seru,aku maunya sesuatu yang berbeda dari temanku.aku kembali mencari-cari di internet contoh cerpen,sempat aku berpikir untuk mencopy paste saja kan ibu uni pasti tidak tau,dengan mengganti nama pengarangnya dengan nama aku kan selesai tidak perlu strees lagi,malaikat yang ada didalam lubuk hatiku seakan-akan mengatakan bahwa perbuatan plagiat akan membuatmu semakin malas,ibu uni akan menghargai karya yang dibuat sendiri daripada harus mengakui karya orang lain.aku menuruti kata hatiku walaupun hasilnya jelek tapi yang penting usaha sendiri bukankah Allah SAW sudah menjajikan kalau kita berusaha dan berdoa insyaallah kita akan dibukakan pintu rejeki dimuka bumi ini baik dari tanah maupun dari langit.sangat susah untuk mencari orang yang jujur di negeri ini kita sudah tidak bisa membedakan mana yang orang baik dan orang jahat.  Akupun membulatkan niat untuk membuat cerpen buah tangan saya sendiri,aku membuat perencanaan untuk menghasilkan karya yang akan saya kenang seumur hidup cerpen pertamaku,pertama aku akan mendekati dirga agar mau membantuku tapi kalau dirga tidak mau memberikan sedikit ilmunya maka aku akan bertanya langsung ke ibu uni,selanjutnya saya akan mencari buku diperpustakaan yang membahas cerpen dengan mengucapkan bismillah dan dengan mantra ajaib man jadda wajadda .siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan mendapatkan hasil yang saya kutip dari novel Negeri 5 Menara karya ahmad djuadi yang menjadi motivasiku sebagai perantau dari desaku tercinta sampai dikota seperti sekarang ini Bu,apakah cerpen yang kami buat harus pengalaman yang realita? Tanyaku kepada ibu uni dengan senyum khasnya ibu uni menjelaskan sampai sedetailnya tentang cerpen dengan mengumpulkan data akupun memulai menulis cerpen dari keterangan ibu uni bahwa paragraf pertamalah yang akan memikat pembaca,jadi sebisa mungkin aku akan memperbaiki paragraf pertama ini walaupun isinya tetap yang terpenting,dengan berbekalkan pena dan buku aku mencoba menulis lembar demi lembar dan alhasil cerpen pertamakupun selesai.senang rasanya sudah menyelesaikan satu masalah dalam hidupku ini,dengan wajah yang senyam-senyum akupun dengan bangganya memperlihatkan cerpenku kepada adikku yang tinggal satu kos-kosan dengan saya,seandainya saja kedua orang tuaku ada pasti merekalah yang pertama aku perlihatkan cerpen ini,tapi sudahlah adikku mengatakan cerpen saya sudah bagus tapi masih banyak yang perlu saya perbaiki,kata-katanya yang masih amburadul,banyaknya kalimat yang belum efektif. Tetapi ada satu masalah lagi,aku tidak tau harus memberikannya judul apa yang bagus,aku tanya adikku dan dia juga tidak tau.kata ibu uni judul harus bisa membuat pembaca jadi penasaran walaupun lagi-lagi isilah yang terpenting.setelah menemukan judul yang tepat akupun kini bisa tidur dengan nyenyak.  Pagi hari akupun sudah siap untuk kesekolah dengan mengucapkan bissmillahirrahmanirrahim akupun berangkat dan jam pertama adalah bahasa Indonesia Anak-anak kalian ingat tugas kaliankan ! seru ibu uni Banyak teman-temanku yang tidak menyelesaikan tugas,jadinya dia mendapatkan ole-ole yaitu cubitan mesra dari ibu uni akupun dengan gagahnya membawa cerpen aku yang sudah saya jilid “Ini bu,tugas saya” “Dikelas X.E sudah saya temukan cerpen yang sangat bagus,apakah disini juga ada” “Kalau boleh tau punya siapa,bu ? tanyaku penasaran “Namanya Dirga Utama Mahardika judul cerpennya GENTAYANGAN” “Akupun menggangguk,ohh… ternyata ini yang dibuat dirga sehingga dia tidak mau diganggu” Setelah beberapa kali membaca cerpen karya anak X.F Ibu uni mengumumkan kalau cerpen sayalah yang paling bagus dan isinya sangat memukau.Kupanjatkan syukur kepada sang pencipta dan aku sedikit tidak percaya kalau cerpen yang aku beri judul “Sebuah Cerpen” itu disukai oleh guru Bahasa Indonesiaku sebuah pengalaman yang tak ternilai  Setelah penaikan kelas aku memilih jurusan IPA dan berada di Kelas XI IPA 4 dengan harapan aku tidak bertemu lagi dengan cerpen.guru bahasa indonesiaku sekarang adalah ibu Sitti “Selamat buat kalian yang masuk di jurusan IPA ini,dan akan berbeda waktu kalian kelas X”jelas ibu sitti “Alhamdulillah” “Tapi,…” “Tapi apa bu ?” “Kalian tetap mempelajari Matematika,Pkn,Agama,dan tentunya bahasa Indonesia. ini adalah pelajaran umum,dan sebagai pelajaran pertama dalam minggu ini adalah membuat cerpen” “Mati aku……” Paselloreng,7 Juli 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar